Puasa Arafah merupakan puasa yang sangat dianjurkan bagi umat pada tanggal 9 Dzulhijjah atau sehari sebelum merayakan Idul Adha. Nama puasa ini diambil dari hari ketika jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah.
Dalam laman Rumaysho, Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal, pimpinan Pondok Pesantren Darush Sholihin, mengutip beberapa dalil tentang puasa Dzulhijjah dan Ayyamul Bidh. Beliau menjelaskan bahwa salah satu puasa yang sangat dianjurkan di bulan tersebut adalah puasa Arafah.
Umat Muslim diperbolehkan untuk berpuasa mulai dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah, namun puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) merupakan puasa yang paling utama. Umat Muslim juga diperbolehkan memilih hari-hari lain untuk berpuasa secara sunnah, namun tetap diharapkan untuk tidak meninggalkan puasa Arafah.
Hukum puasa Arafah termasuk dalam kategori puasa sunnah muakkad, yaitu puasa yang sangat dianjurkan terutama bagi Muslim yang tidak sedang melaksanakan ibadah Haji. Hafshah bin Umar bin Khattab RA melaporkan bahwa Rasulullah SAW berpuasa selama 10 hari pada bulan Dzulhijjah dan menjadikannya sebagai amalan yang tidak pernah ditinggalkan.
Ada beberapa keutamaan puasa Arafah yang dijelaskan oleh Ali Musthafa Siregar dalam bukunya, “Fiqih Puasa.” Salah satu keutamaan tersebut adalah penghapus dosa-dosa dari tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang.
Berikut ini adalah niat puasa Arafah yang dapat dibacakan baik secara lisan maupun dalam hati:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”
Demikianlah tata cara dan jadwal puasa Arafah 2024 beserta niat Arab-Latin, keutamaan, dan hukumnya. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda dalam menjalankan ibadah puasa Arafah.