Kesehatan

Strategi Efektif Menurunkan Tekanan Darah Tinggi untuk Mencegah Risiko Stroke

×

Strategi Efektif Menurunkan Tekanan Darah Tinggi untuk Mencegah Risiko Stroke

Sebarkan artikel ini
hipertensi

WidodoLesta.com – Mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi dengan cepat adalah suatu kebutuhan bagi individu yang mengalami kondisi ini. Kondisi ini dapat menjadi penyebab stroke yang mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.

Menurut Mayo Clinic, hipertensi terjadi ketika tekanan darah seseorang melampaui angka normal. Tekanan darah normal berkisar antara 120/80 mmHg. Namun, individu dengan hipertensi dapat memiliki tekanan darah yang jauh melebihi standar tersebut.

Jika tidak segera ditangani, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti stroke. Oleh karena itu, penting bagi individu dengan hipertensi mengetahui strategi efektif untuk menurunkan tekanan darah agar mereka tidak berisiko mengalami stroke yang fatal.

Berikut adalah delapan strategi cepat untuk mengatasi hipertensi berdasarkan sumber yang terpercaya:

  1. Menerapkan Pola Makan Sehat

Penting bagi individu dengan hipertensi untuk mengatur pola makan mereka. Mereka sebaiknya menghindari konsumsi makanan yang tinggi garam dan gula karena dapat meningkatkan tekanan darah. Sebagai alternatif, konsumsilah makanan kaya kalium, magnesium, kalsium, seperti kentang, ikan laut, buah beri, bit, pisang, dan brokoli, yang dapat menjaga kesehatan pembuluh darah dan jantung.

  1. Rutin Berolahraga

Studi menunjukkan bahwa rutin berolahraga dapat menurunkan tekanan darah hingga 24 jam setelahnya. Olahraga secara teratur dapat melatih jantung untuk lebih efisien memompa darah. Dengan waktu, jantung menjadi lebih kuat dan dapat memompa darah tanpa harus bekerja terlalu keras. Ini membantu menjaga kesehatan pembuluh darah dan mengurangi risiko hipertensi.

  1. Menjaga Berat Badan Ideal
Baca Juga:  Keajaiban Jamu Kunyit Asam Sirih: Membongkar Manfaat dan Khasiatnya yang Luar Biasa!

Obesitas terkait erat dengan hipertensi. Karena itu, menjaga berat badan di angka ideal sangat penting. Obesitas menempatkan tekanan ekstra pada jantung, yang mempengaruhi kemampuannya dalam memompa darah. Ini dapat meningkatkan risiko hipertensi. Oleh karena itu, menjaga berat badan adalah kunci untuk menghindari hipertensi.

  1. Membatasi Asupan Garam

Konsumsi garam berlebih dapat meningkatkan risiko hipertensi. Kandungan natrium dalam garam dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh dan menyempitkan pembuluh darah. Hal ini mendorong jantung untuk bekerja lebih keras dan meningkatkan tekanan darah. Mengurangi konsumsi garam adalah langkah penting dalam menurunkan tekanan darah.

  1. Mengurangi Konsumsi Gula dan Karbohidrat Olahan

Gula, terutama fruktosa, dapat meningkatkan tekanan darah. Gula meningkatkan kadar asam urat dalam darah yang dapat mengurangi fleksibilitas pembuluh darah dan mengganggu aliran darah ke seluruh tubuh. Selain mengurangi konsumsi gula, mengurangi karbohidrat olahan seperti roti, nasi putih, dan pizza juga dapat menurunkan tekanan darah dalam waktu enam bulan.

  1. Melakukan Latihan Pernapasan
Baca Juga:  Mengulas Keajaiban Daun Seledri untuk Kesehatan Tubuh dan Saraf

Latihan pernapasan otot dapat membantu menurunkan tekanan darah. Latihan pernapasan selama dua menit dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 8,6 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 4,9 mmHg. Terdapat berbagai teknik latihan pernapasan, seperti pernapasan diafragma, sama vritti, dan pernapasan 4-7-8, yang dapat dijadikan pilihan.

  1. Mengelola Stres dengan Baik

Stres berpotensi meningkatkan tekanan darah secara tidak langsung. Gaya hidup yang tidak sehat akibat stres, seperti tidur yang kurang, makan berlebihan atau emotional eating, merokok, dan minum alkohol, dapat meningkatkan risiko hipertensi. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan baik untuk mencegah hipertensi.

  1. Mendapatkan Tidur yang Cukup

Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting dalam mencegah berbagai penyakit, termasuk hipertensi. Tekanan darah dapat turun saat kita tidur. Orang yang mendapatkan tidur yang cukup memiliki risiko stroke yang lebih rendah dibandingkan mereka yang kurang tidur. Durasi tidur yang dianjurkan adalah 7-8 jam per hari.