WidodoLesta.com – Sistem kelistrikan pada lampu motor memiliki dua jenis yaitu AC (Alternating Current) dan DC (Direct Current). Ada beberapa perbedaan mendasar antara kedua sistem ini yang harus diketahui oleh pengendara motor.
Pada kelistrikan AC, lampu motor akan redup saat mesin sedang idle, dan mulai menyala ketika kontak dalam posisi on. Sistem ini bergantung pada gerakan poros engkol untuk menghasilkan energi listrik yang dibutuhkan. Energi listrik pada lampu depan disuplai langsung oleh spul yang digerakkan oleh poros engkol, dengan tingkat arus yang dikontrol oleh kiprok agar lampu tidak putus. Arus kelistrikan AC juga sangat tergantung pada putaran mesin, dimana semakin tinggi putaran mesin, maka semakin terang pula cahaya lampu.
Di sisi lain, pada kelistrikan DC, energi listrik disuplai langsung oleh aki, dan kiprok hanya berfungsi untuk mengisi dan menjaga kestabilan arus. Saat kunci kontak diputar pada posisi on, lampu depan motor yang menggunakan kelistrikan DC akan langsung menyala. Lampu ini akan tetap terang secara maksimal bahkan tanpa adanya putaran mesin. Dalam kelistrikan DC, diperlukan arus pengisian yang lebih besar untuk menjaga agar aki tetap terisi dengan baik. Biasanya kapasitas ampere yang dibutuhkan pada sistem kelistrikan DC lebih besar dari kapasitas AC.
Perlu dicatat bahwa tidak semua motor yang menggunakan kelistrikan DC dilengkapi dengan model fullwave. Namun, apabila motor menggunakan fullwave, dapat dipastikan bahwa motor tersebut menggunakan kelistrikan DC. Pada dasarnya, semua sumber kelistrikan pada motor DC berasal dari aki, sedangkan spul hanya bertugas mengisi arus menuju aki. Lampu depan motor DC saat ini banyak yang menggunakan lampu LED (Light Emitting Diode) karena lampu LED membutuhkan kelistrikan yang stabil dan mengandalkan daya dari aki.
