Hari Penerjemah Internasional: Menghubungkan Dunia
Tanggal ini juga ditandai dengan Hari Penerjemah Internasional, sebuah momen penghormatan bagi profesi penting yang sering tak terlihat: para penerjemah.
Hari ini dipilih karena bertepatan dengan wafatnya St. Jerome pada 30 September 420 M. Ia dikenal sebagai penerjemah Alkitab ke dalam bahasa Latin dan dijuluki pelindung para penerjemah.
Majelis Umum PBB bahkan mengeluarkan resolusi khusus untuk mengakui peran penerjemah dalam membangun dialog antarbangsa. Bayangkan kalau tak ada penerjemah—komunikasi internasional bisa berantakan. Jadi, tanggal 30 September adalah hari untuk berterima kasih kepada mereka yang menjembatani bahasa, budaya, dan pengetahuan dunia.
Hari Rumi: Merayakan Warisan Sang Penyair Sufi
Bagi Amerika Serikat, 30 September juga dirayakan sebagai Hari Rumi. Jalal ad-Din Muhammad Rumi, lahir pada 30 September 1207, adalah penyair sufi yang karyanya masih dibaca dan dikutip hingga kini.
Pertemuannya dengan gurunya, Syams Tabrizi, mengubah hidup Rumi secara drastis. Dari situ lahirlah puisi-puisi penuh cinta, kebijaksanaan, dan spiritualitas yang jumlahnya mencapai puluhan ribu bait.
Meski Rumi wafat pada 1273, warisan ajarannya terus hidup. Di era modern, puisinya bahkan sering muncul di media sosial sebagai inspirasi kehidupan. Jadi, 30 September juga menjadi hari untuk merenungkan makna cinta dan kemanusiaan lewat karya-karya Rumi.
Kalau ditanya 30 September memperingati hari apa, jawabannya jelas tidak hanya satu. Ada tragedi G30S/PKI yang menjadi pengingat sejarah Indonesia. Ada pula Hari Podcast Internasional yang merayakan media baru, Hari Penerjemah Internasional yang menghormati peran bahasa, serta Hari Rumi yang menghidupkan warisan spiritual dan sastra dunia.
